Selasa, 08 November 2016

KELUARGA DENGAN ORANG TUA TUNGGAL

Umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orang tua untuk anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak ada lagi. Keadaan ini menimbulkan apa yang disebut dengan keluarga dengan Orang TuaTunggal. Akan banyak persoalan yang harus dihadapi oleh Orang Tua Tunggal, khususnya bagi wanita. Jika biasanya segala hal dilakukan berdua dengan suami, kini segalanya harus dilakukannya sendiri. Jadi, selain sebagai ibu rumah tangga, ia pun harus menjadi kepala keluarga. Keluarga dengan Orang Tua Tunggal merupakan keluarga yang memiliki satu orang tua yang dimana mereka secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab pasangannya dan hidup bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah.

Permasalahan yang sering dialami keluarga dengan Orang  Tua Tunggal yakni merasa kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung jawab mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan seksualnya, kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan partner special, memiliki jam kerja yang lebih panjang, banyak masalah ekonomi yang muncul, menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, rentan terjadi depresi, kurangnya dukungan sosial dalam melaksanakan perannya sebagai orang tua, dan memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit.

Sedangkan masalah khusus yang timbul pada keluarga dengan Orang Tua Tunggal wanita adalah kesulitan mendapatkan pendapatan yang cukup, kesulitan mendapat pekerjaan yang layak, kesulitan membayar biaya untuk anak, kesulitan menutupi kebutuhan lainnya. Sementara Orang Tua Tunggal pria masalah yang timbul dalam hal memberikan perlindungan dan perhatian pada anak. Pada kasus keluarga dengan Orang Tua Tunggal yang terjadi karena perceraian, baik bagi wanita maupun pria proses setelah terjadinya perceraian seperti orang yang baru mulai belajar berjalan dengan satu kaki, setelah kaki yang lainnya dipotong. Perceraian adalah proses amputasi pernikahan. Tidak peduli seberapa pentingnya perceraian tersebut, perceraian tetap saja menyakitkan.

KELUARGA DENGAN ORANG TUA TUNGGAL

Apapun dan bagaimana pun alasan terjadinya keluarga dengan Orang Tua Tunggal akan memberikan dampak terhadap anak.  Dampak yang akan diperoleh anak dengan Orang Tua Tunggal ialah:
  • Tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik sehingga anak kurang dapat berinteraksi dengan lingkungan, menjadi minder dan menarik diri.
  • Anak dengan keluarga Orang Tua Tunggal dan memiliki ekonomi rendah, biasanya nutrisi tidak seimbang sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
  • Orang Tua Tunggal kurang dapat menanamkan adat istiadat dan murung dalam keluarga, sehingga anak kurang dapat bersopan santun dan tidak meneruskan budaya keluarga, serta mengakibatkan kenakalan karena adanya ketidakselarasan dalam keluarga.
  • Dibidang pendidikan, Orang Tua Tunggal sibuk untuk mencari nafkah sehingga pendidikan anak kurang sempurna dan tidak optimal.
  • Dasar pendidikan agama pada anak orang tua tunggal biasanya kurang sehingga anak jauh dari nilai agama.
  • Orang Tua Tunggal kurang bisa melindungi anaknya dari gangguan orang lain.
Jika keluarga dengan Orang Tua Tunggal sudah terjadi, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua agar bisa sukses menjadi Orang Tua Tunggal. yaitu:
  • Move On
Mengumpulkan kekuatan atau semangat untuk menjalani hidup agar anak juga terpengaruh dengan energi positif. Selain itu, berpikir positif juga dapat membua lebih tegar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup saat menghadapi segala sesuatu seorang diri. Fokus pada impian yang belum terwujud atau hal-hal yang ingin lakukan bersama sang buah hati.
  • Fokus pada Anak
Apapun yang terjadi, anak tetaplah prioritas utama. Dalam hal ini, jangan sampai anak menjadi korban keegoisan orang tua semata. Beri pengertian kepada anak agar mereka memahami situasi yang terjadi. Biasanya dampak psikologis yang muncul adalah penyangkalan dan kemarahan yang mengakibatkan berubahnya perilaku anak sebagai bentuk ketidaksukaan dan ketidaknyamanan yang dirasakan. Ajak anak berkomunikasi, beri perhatian lebih saat mereka beraktivitas, belajar, dan tunjukkan antusiasme terhadap kegiatannya sehari-hari. Hal ini dapat mencegah anak kehilangan identitas sosialnya.
  • Tunjukkan Cinta dan Kasih Sayang
Anak yang memiliki keluarga dengan orang tua tunggal akan merasakan kesedihan, kesepian dan trauma. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk menentramkan hati dan meyakinkan anak bahwa ia tidak bersalah. Lain halnya dengan anak yang kehilangan salah satu orang tuanya karena meninggal. Selain lebih rentan stres, anak mengalami rasa kehilangan dan terluka dalam diri mereka yang tidak akan sembuh sepenuhnya. Kehadiran serta peran orang tua dan keluarga dalam hidup sang anak merupakan faktor yang sangat penting bagi kondisi psikologisnya di masa depan. Untuk itu, coba mulai dari hal-hal sederhana, seperti menemani mereka saat melakukan aktivitas dan beri pelukan saat ngobrol santai. Dengan hal-hal sederhana itu itu akan memberikan rasa nyaman dan dicintai, sekaligus mengembalikan rasa kepercayaan diri anak.
  • Menjaga Hubungan Baik dengan Mantan Pasangan
Hal yang kerap terjadi dari perpisahan adalah putusnya tali silaturahmi dengan sang mantan pasangan dan keluarganya. Padahal bagi mereka yang telah dikarunai anak, menjaga hubungan baik adalah hal yang sangat penting. Maka dari itu, orang tua harus menyingkirkan ego dan menyingkirkan masa depan anak. Beri waktu dan ruang yang cukup bagi anak agar bisa terus bertemu serta berkomunikasi dengan ayah atau ibunya. Meskipun telah berpisah, sesekali ajak anak bertemu ayah atau ibunya untuk melakukan aktivitas bersama-sama atau mengunjungi kakek neneknya. Hubungan baik yang terjaga dapat menghilangkan perasaan bersalah anak atas perceraian dan perasaan terjepit berada di tengah-tengah orang tua yang telah berpisah.
  • Dekatkan Diri dengan Keluarga
Pada masa-masa sulit, tak dapat dipungkiri bahwa kasih sayang dan dukungan keluarga memang sangat penting. Jangan sungkan atau gengsi untuk menerima uluran tangan keluarga atau bahkan keluarga mantan pasangan. Kehadiran kakek dan nenek, sepupu, serta tante, dan orang terdekat lainnya bisa menjadi obat yang ampuh bagi anak melalui masa transisi. Ciptakan suasana nyaman agar anak bisa membicarakan orang tua mereka yang telah tiada, berbagi kenangan, dan menerima kasih sayang dari anggota keluarga lain.

Kami juga menyediakan jasa layanan Konsultasi Training Motivasi Malang, Outbound Malang, Batu Rafting, kaliwatu Rafting, Wisata Malang, Travel dan Hotel di Malang Jatim dan lainnya. Untuk info selengkapnya silahkan anda bisa hubungi kontak yang ada dibawah ini:
JAKARTA          
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 081 334 664 876 / 085 311 091 054
SURABAYA
Jl. Nginden Semolo 44 Surabaya
Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965
MALANG
Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang
Mobile : 085311091054/087836152078/085855494440
No. Telp : 0341 5032699
Pin BB : 5E0C2C45
Email :
indonesiasukses@yahoo.com
indonesia.tips@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar