Senin, 05 Desember 2016

DEFENCE MECHANISMS (MEKANISME PERTAHANAN DIRI)

DEFENCE MECHANISMS (MEKANISME PERTAHANAN DIRI)

Defence Mechanisms ialah bentuk pertahanan diri pada individu. Beberapa cara individu untuk mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, dan stress adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang dia lakukan secara sadar ataupun tidak. Sigmund Freud menggunakan mekanisme pertahanan diri (Defence Mechanisms) untuk menunjukkan proses itdak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikkan kenyataan.
Dibawah ini beberapa Mekanisme Pertahanan Diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu. Dari mekanisme pertahanan diri berikut, beberapa diantaranya dikemukakan oleh Freud, berikut istilahnya :
  • Represi (Repression)
Represi ialah suatu mekanisme dimana seseorang yang memiliki impuls pikiran, keinginan,  kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam bawah sadar. Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar.  Represi yang terjadi secara terus menerus akan menjadi tumpukan kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”.
Contoh: seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan, kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut. (lupa ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa karena gegar otak maka disebut amnesia organik).
  • Kompensasi (Compensation)
Suatu mekanisme seseorang untuk mengabdikan dirinya mengejar suatu tujuan, dengan usaha yang lebih giat ke dalam usahanya itu untuk mengatasi rasa kekurangan yang sebenarnya atau yang hanya dirasakan saja. Menutupi kelemahan dengan menonjolkan sifat yang baik atau karena frustrasi dalam suatu bidang, lalu dicari kepuasan secara berlebihan dalam bidang yang lain (kompensasi berlebihan). Kompensasi dilakukan pada perasaan kurang mampu (inferior).
Contoh: anak yang tidak pandai di sekolah, menjadi anak jagoan atau ditakuti oleh teman-temannya).
  • Konversi (Conversion)
Mekanisme dimana konflik emosional memperoleh ekspresi dari luar melalui manifestasi  sensoris, motorik, dan somatik.
Contoh: saat stress menjadi mudah marah, teriak-teriak, atau berolahraga.
  • Penyangkalan (Denial)
Proses mekanisme dimana seseorang menghindarkan kenyataan yang menimbulkan sakit dan rasa cemas, dengan secara tidak sadar menyangkal adanya kenyataan, yang disangkal itu mungkin berupa suatu pikiran, keinginan, atau suatu keadaan dan benda. Menyangkal realitas yang menimbulkan rasa takut, sakit, malu, atau cemas.
Contoh: seorang ibu tidak mau menerima bahwa anaknya terbelakang mental sehingga anak tersebut dititipkan pada saudaranya yang jauh.
  • Memindahkan (Displacement)
Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan tujuan yang lain ke arah ide-ide, objek-objek, atau orang-orang lain daripada ke sumber primer emosi. Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada seseorang atau objek yang lain.
Contoh: seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya atau menendang kucingnya.
  • Disosiasi (Dissociation)
Beban emosi dalam keadaan yang menyakitkan diputus atau diubah. Mekanisme dimana suatu kumpulan proses-proses mental dipisahkan atau diasingkan dari kesadaran dengan bekerja secara merdeka atau otomatis, afek dan emosi terpisah, dan terlepas dari ide, situasi, objek, misalnya pada selektif amnesia.
Contoh: merasa sedih karena meninggalnya kekasih dikurangi dengan mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”.
  • Fantasi (Fantasy) atau Khayalan (Image)
Suatu proses melamun atau berkhayal untuk memberikan pelarian dari kenyataan, dengan kepuasan diperoleh dan pencapaian-pencapaian kenikmatan yang bersifat khayal atau mati sebagai pahlawan yang tidak berdosa.
Contoh: seorang anak yang kurang pandai lalu berkhayal dirinya menjadi bintang pelajar.
  • Identifikasi (Identification)
Mekanisme dimana individu meningkatkan harga dirinya dengan memposisikan serupa dengan orang lain (tabiat-tabiatnya meniru orang lain). Menambah rasa harga diri dengan menyamakan harga dirinya seperti seorang atau suatu hal yang dikaguminya.
Contoh: seorang anak yang bersolek atau berdandan seperti ibunya, atau malah bersolek seperti bintang iklan.
  • Introyeksi (Introjection)
Proses dimana seseorang mengambil struktur egonya sendiri, semua atau sebagian dari kepribadiannya sendiri.
Contoh: seorang anak yang membenci seseorang tapi “memasukkan” ke dirinya sendiri, hingga jika ia kesal ke orang tersebut ia akan memukuli dirinya sendiri.
  • Negativisme (Negativism)
Proses perlawanan aktif atau pasif pada permintaan yang ditujukan kepada seseorang. Negativisme aktif kalau seseorang berbuat kebalikan dari apa yang diminta darinya. Negativisme pasif kalau ia menghindarkan apa yang diharapkan daripadanya.
Contoh: seorang anak yang disekolahkan tidak sesuai dengan minatnya maka ia sering bolos sehingga prestasinya menjadi kurang.
  • Proyeksi (Projection)
Mekanisme tentang apa yang digunakan seseorang untuk melindungi dirinya dari kesadaran akan tabiatnya sendiri yang tidak baik, atau perasaan-perasaan dengan menuduhkannya kepada orang lain. Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak baik.
Contoh: seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya sentimen kepada dia.
  • Rasionalisme (Rationalization)
Mekanisme seseorang menganggap benar perilakunya yang tidak konsekuen atau tidak baik. Termasuk membenarkan kepercayaan, keterangan, alasan-alasan (motivasi) dengan memberikan penjelasan dan keterangan baginya. Berusaha untuk membuktikan bahwa perbuatannya (yang sebenarnya tidak baik) dianggap rasional adanya, dapat dibenarkan, dan dapat diterima.
Contoh: seorang anak menolak bermain volly dengan temannya dengan alasan “kurang enak badan” atau “besok ada ulangan” (padahal takut kalah).
  • Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)
Proses dimana seseorang mengambil struktur egonya, semua atau sebagian dari suatu objek. Kemudian dianggap sebagai suatu unsur dari kepribadiannya sendiri. Supaya tidak menuruti keinginannya yang jelek, maka sebagai penghalang diambil sikap atau perilaku yang sebaliknya.
Contoh: seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap dosen yang sebenarnya tidak ia suka.
  • Regresi (Regression)
Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang awal dan kurang matang dalam beradaptasi. Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah laku infantile (kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke tingkat perkembangan yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Contoh: seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak ngompol lagi karena cemas mau masuk sekolah atau mulai menghisap jempol lagi setelah ia memiliki adik.karena merasa perhatian ibunya terhadap dirinya berkurang.
  • Sublimasi (Sublimation)
Proses dengan kehendak tidak sadar dan tidak dapat diterima, disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Dorongan atau kehendak2 yang tidak dapat disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial.
Contoh: seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia menjadi atlet petinju.
  • Menghapuskan (Undoing)
Dimana seseorang melakukan kebalikan yang telah dikerjakannya, atau pikiran yang tidak dapat diterima oleh egonya dan masyarakat. Dia secara simbolis menghapus pikiran, perasaan, atau keinginan yang tidak dapat diterima egonya atau masyarakat.
Contoh: seorang suami yang berselingkuh lalu ia memberi bermacam-macam hadiah kepada istrinya.
  • Simpatisme
Berusaha mendapatkan simpati dengan jalan menceritakan berbagai kesukarannya, misalnya penyakit atau kesulitan-kesulitan lainnya. Bila ada yang menyatakan simpati kepadanya maka rasa harga dirinya diperkuat, biarpun ada kegagalan.
Contoh: seorang siswa yang mengeluh bahwa dia tidak mempunyai buku-buku pelajaran karena orangtuanya miskin dan tidak bisa membelikannya, lagipula ibunya sakit-sakitan.
Untuk konsultasi Training Motivasi MalangOutbound MalangBatu alam RaftingKaliwatu RaftingWisata Malang, Travel dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut :
JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 085 311 091 054 / 081 334 664 876
SURABAYA
Jl. Purwodadi 2 No. 54B Surabaya
Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965
MALANG
Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang
Mobile : 082 231 080 521 / 085 791 320 238
No. Telp : 0341 5032699
Pin BB : 5E0C2C45
Email :
indonesiasukses@yahoo.com
indonesia.tips@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar