Kamis, 08 Desember 2016

PSYCHOLOGY WELL-BEING

PSYCHOLOGY WELL-BEING 

Psychological Well-Being ialah sebuah kata yang popular akhir-akhir ini. Istilah Psychological Well-Being berawal dari tulisan filsuf Aristoteles mengenai eudaimonia. Istilah ini tidak hanya sekedar berarti kebahagiaan atau menunjukkan antara kepuasaan terhadap keinginan yang benar dan salah (Hedonistic), melainkan lebih memberikan karakteristik yang tertinggi dari keberadaan manusia, yaitu bertujuan untuk mencapai kesempurnaan dengan merealisasikan potensi yang sebenarnya.
Menurut Aristoteles pengertian bahagia diperoleh melalui tindakan nyata dengan mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki individu. Hal inilah yang merupakan tugas dan tanggungjawab manusia sehingga mereka yang akan menentukan apakah menjadi individu yang merasa bahagia, merasakan apakah hidupnya bermutu, berhasil atau gagal.
Ryff (1989) berpendapat Psychological Well-Being ialah kondisi seseorang yang tidak hanya bebas dari tekanan atau masalah-masalah mental saja, tetapi lebih dari itu yaitu kondisi seseorang yang mempunyai kemampuan menerima diri sendiri maupun kehidupannya di masa lalu (self-acceptance), pengembangan atau pertumbuhan diri (personal growth), keyakinan bahwa hidupnya bermakna dan memiliki tujuan (purpose in life), memiliki kualitas hubungan positif dengan orang lain, kapasitas mengatur kehidupannya dan lingkungan secara efektif, dan kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri.
Menurut Ryff (1989), Psychological Well-being memiliki dimensi sebagai berikut:
  • Penerimaan diri (Self-acceptance)
Aspek ini didefinisikan sebagai  karakteristik utama dari kesehatan mental dan juga merupakan karakteristik utama dari individu yang mencapai aktualisasi diri yang berfungsi secara optimal dan dewasa. Aspek ini juga menekankan penerimaan diri  seseorang terhadap masa lalu. Sehingga Orang yang memiliki penerimaan diri yang baik akan dapat memiliki sifat positif terhadap diri sendiri dan menerima berbagai aspek diri termasuk sifat baik dan buruk.
  • Hubungan positif dengan orang lain (Positive relations with others)
Kemampuan mencintai digunkan sebagai karakteristik utama dari kesehatan mental. Individu yang mempunyai tingkatan yang baik pada dimensi hubungan positif dengan orang lain ditandai dengan memiliki hubungan yang hangat, memuaskan dan saling percaya dengan orang lain, memiliki perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, menunjukkan rasa empati, keintiman, rasa sayang, memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan sesama manusia.
  • Otonomi (Autonomy)
Individu yang mencapai aktualisasi diri dideskripsikan sebagai orang yang menampilkan sikap otonomi (autonomy). Individu yang berfungsi secara lengkap ini juga dideskripsikan memiliki internal locus of control dalam mengevaluasi dirinya, maksudnya individu tersebut tidak meminta persetujuan dari orang lain namun mengevaluasi dirinya sendiri dengan standar-standar pribadinya. Individu yang memiliki otonomi yang baik maka akan mampu menolak tekanan sosial dalam berfikir dan berperilaku dengan cara tertentu, mampu mengatur perilaku diri sendiri dan mengevaluasi diri sendiri dengan standar pribadi.
  • Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
Kemampuan individu menciptakan suatu lingkungan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya, dapat didefinisikan sebagai salah satu karakteristik kesehatan mental. Penguasaan lingkungan yang baik dapat dilihat dari sejauh mana individu dapat mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada di lingkungan. Individu mampu mengembangkan dirinya secara kreatif melalui aktivitas fisik maupun mental.
  • Tujuan Hidup (Purpose of Life)
Menekankan pentingnya keyakinan yang memberikan satu perasaan dan pemahaman yang jelas tentang tujuan dan arti kehidupan. Individu yang memiliki tujuan hidup yang baik akan memiliki target dan cita-cita dalam hidupnya serta merasa bahwa kehidupan di saat ini dan masa lalu adalah bermakna, individu tersebut juga memegang teguh suatu kepercayaan tertentu yang dapat membuat hidupnya lebih berarti.
  • Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)
Individu harus mengembangkan potensinya, untuk tumbuh dan maju. Pemanfaatkan secara optimal seluruh bakat dan kapasitas yang dimiliki oleh individu merupakan hal yang penting dalam Psychological Well-Being. Individu yang terbuka terhadap pengalaman baru berarti ia akan terus berkembang tidak hanya mencari suatu titik yang diam di mana semua masalah terselesaikan. Individu yang mempunyai pertumbuhan diri yang baik (individu memiliki pertumbuhan diri yang baik dan memiliki perasaan yang terus berkembang) akan memiliki perasaan yang terus berkembang, melihat diri sendiri sebagi sesuatu yang terus berkembang, menyadari potensi-potensi yang dimiliki dan mampu melihat peningkatan dalam diri dan perilakunya dalam waktu ke waktu.
Untuk konsultasi Training Motivasi MalangOutbound MalangBatu alam RaftingKaliwatu RaftingWisata Malang, Travel dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut :
JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 085 311 091 054 / 081 334 664 876
SURABAYA
Jl. Purwodadi 2 No. 54B Surabaya
Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965
MALANG
Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang
Mobile : 082 231 080 521 / 085 791 320 238
No. Telp : 0341 5032699
Pin BB : 5E0C2C45
Email :
indonesiasukses@yahoo.com
indonesia.tips@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar