KONSELING DALAM PSIKOLOGI
Konseling sering dilakukan pada bidang pendidikan, namun saat ini tidak hanya siswa saja yang membutuhkan konseling. Orang dewasa juga banyak membutuhkan konseling untuk membantu permasalahan yang sedang dialami. Beberapa orang menganggap konseling dapat membantu permasalhan yang sedang dihadapi.
Pengertian Konseling ialah bantuan yang diberikan konselor pada klien dengan bertatap muka yang dilakukan secara langsung dalam rangka memperoleh pemahaman diri yang lebih baik, kemampuan mengontrol diri, dan mengarahkan diri untuk dimanfaatkan olehnya dalam rangka pemecahan masalah dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
Pembahasan masalah yang dimaksud dalam konseling ialah bersifat mendalam yang menyangkut hal-hal penting tentang kilen, bersifat luas meliputi berbagai segi permasalahan klien, serta bersifat spesifik mengarah pada pengentasan masalah klien yang urgen. Konseling yang dilakukan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
- Adanya pemahaman terhadap akar dan perkembangan kesulitan emosional,mengarah kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih kontrolrasional ketimbang perasaan dan tindakan
- Perubahan kognitif. Modifikasi atau mengganti kepercayaan yang tak rasional atau pola pemikiran yang tidak dapat diadaptasi, yang diasosiasikan, tingkah laku penghancuran diri
- Kesadaran diri. Menjadi lebih peka pada pemikiran dan perasaan yang selama ini ditahan atau ditolak, atau mengembangkan perasaan yang lebih akurat yang berhubungan dengan bagaimana penerimaan orang lain terhadap diri.
- Penerimaan diri. Perkembangan sikap positif pada diri yang ditandai kemampuan menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan penolakan.
- Pemecahan masalah. Menemukan pemecahan masalah tertentu yang tidak dapat dipecahkan oleh klien seorang diri. Penuntut kopetensi umum dalam pemecahan masalah.
- Membantu klien mencapai kondisi kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
- Perubahan kognitif. Modifikasi atau mengganti kepercayaan yang tidak rasional, yang diasosiasikan, tingkah laku penghancuran diri.
- Berkenaan dengan keterampilan, kesadaran, dan pengetahuan yang akan membuat klien mampu mengontrol kehidupanya
- Perubahan tingkah laku. Modifikasi atau mengganti pola tingkah laku yang adaptif atau merusak
- Pembukaan
- Penjelasan Masalah
- Penggalian Latar Belakang Masalah (Analisis Masalah atau Analisis Kasus)
- Penyelesaian Masalah
- Penutup
- Bila proses konseling telah selesai, ditandai dengan pembuatan keputusan oleh klien, konselor atau klien sendiri dapat membuat ringkasan tentang jalannya proses konseling dan menegaskan kembali keputusan yang telah diambil. Kemudian, konselor memberi semangat pada klien agar bertekad melaksanakan keputusannya. Konselor menawarkan bantuan kepada klien bila dikemudian hari konseli memerlukan bantuannya. Akhirnya, konselor berpisah dengan klien.
- Bila proses konseling belum selesai pada sekali pertemuan atau beberapa kali pertemuan, konselor akan memberikan ringkasan yang telah dibicarakan sampai sekarang. Kemudian, ditetapkan apa yang harus dilaukan oleh klien selama jangka waktu sebelum klien bertemua kembali dengan konselor, artinya ditentukan kapan mereka akan meneruskan pembicaraan
Saat klien memutuskan untuk melakukan konseling maka ia akan menghadapi beberapa fase yang harus ia lewati saat konseling dilakukan. Ada 5 fase yang harus dilakukan oleh klien saat konseling dilakukan, yaitu:
Pada fase ini konselor membangun hubungan antar pribadi dengan membangun pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara konseling. Konselor harus membangun hubungan antar pribadi agar klien mau membuka dirinya mau mengungkapkan beban-beban pikiran dan perasaannya, meskipun konseli datang menghadap konselor atas inisiatifnya sendiri.
Pada fase ini klien mengemukakan hal-hal yang membebani dirinya mungkin berupa perasaan atau pikiran. Pada umumnya klien mengatakan bahwa dia memiliki masalah. Namun, bagi konselor apa yang diungkapkan oleh klien sebagai masalah belum lah dapat dipandang sebagai inti masalah melainkan baru lah sebagai suatu gejala masalah. Dengan teknik verbal seperti refleksi perasaan, penerimaan, refleksi pikiran, klarifikasi perasaan, klarifikasi pikiran, konselor membantu konseli untuk lebih menyadari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang sedang menjadi beban hidupnya.
Pada fase penjelasan masalah klien belum memberikan gamabran lengkap mengenai masalahnya, maka diperlukan penjelasan lebih mendalam dan mendetail. Untuk memperoleh data klien secara detail dan mendalam, maka penggalian data perlu menggunakan sistematika tertentu. Sistematika ini berkaitan dengan pendekatan konseling yang lebih berorientasi pada kognitif, afektif dan behavioristik.
Pada fase ini konselor dan klien membahas bagaimana persoalan dapar diatasi. Konselor menerapkan sistematika penyelesaian masalah yang khas bagi masing-masing pendekatan koanseling. Dengan kata lain bila konselor menggunakan pendekatan; Rational Emotive Therapy (berorientasi kognitif) atau Trait-Factor Counseling (berorientasi kognitif) atau konseling behavioristik (berorientasi behavioristik) pada fase analisis kasus, maka dia harus menerapkan langkah-langkah yang diakui oleh pendekatan itu dalam meemukan penyelesaian masalah
JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 081 334 664 876 / 085 311 091 054
SURABAYA
Jl. Nginden Semolo 44 Surabaya
Mobile: 087 836 152 078 / 085 755 059 965
MALANG
Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang
Mobile : 085311091054/087836152078/085855494440
No. Telp : 0341 5032699
Pin BB : 5E0C2C45
Email :
indonesiasukses@yahoo.com
indonesia.tips@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar