Senin, 24 Oktober 2016

PSIKOLOGI ANAK USIA DINI

psikologi anak usia dini adalah,karakteristik psikologi anak usia dini,psikologi pendidikan anak usia dini adalah,manfaat mempelajari psikologi anak usia dini,psikologi anak usia dini,pengertian psikologi anak usia dini,tes psikologi anak usia dini,psikologi perkembangan anak usia dini adalah,artikel psikologi anak usia dini,layanan psikologi,layanan psikologi anak,layanan psikologi adalah,layanan biro psikologi,biaya layanan psikologi,layanan jasa psikologi,jenis layanan psikologi,layanan psikologi klinis,layanan konsultasi psikologi

PSIKOLOGI ANAK USIA DINI

Psikologi anak usia dini harus diketahui oleh orang tua, karena berkaitan dengan pertumbuhan dan juga perkembangan buah hati secara menyeluruh. Pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan perkembangan mereka sangat cepat dan pesat sejak awal kelahiran. Perkembangan fisik dan motorik anak sangat berhubungan dengan pertumbuhan psikis anak.
Pekembangan kesehatan psikologi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik setiap anak sejak mereka dilahirkan. Karena apabila kondisi kesehatan fisik itu buruk maka akan berdampak buruk bagi kesehatan psikologi anak tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki peranan besar untuk perkembangan psikologi anak  sejak menginjak masa balita dan usia pra.
Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan di usia dini, orang tua harus benar-benar memberikan perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Untuk mendukung hal tersebut berikut ini adalah beberapa hal yang harus di perhatikan orang tua mengenai perkembangan psikologi anak usia dini, antara lain:
  1. Perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
  • Tahap sensorimotor terjadi saat berusia 0 – 2 tahun. Pada tahap ini kemampuan anak masih terbatas pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan eksperimen dan anak sudah mulai menemukan cara baru. Anak-anak juga mulai mempunyai kesadaran waktu dan ruang yang masih sederhana saja.Mereka sudah mulai mengerti kapan saat makan, saat bermain atau saat tidur.
  • Tahap pra-operasional terjadi pada anak usia 2–7 tahun. Pada masa ini kemampuan menerima rangsangan anak sudah mulai berkembang, akan tetapi masih sangat terbatas. Anak-anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, mereka sudah bisa memahami dan mengungkapkan pikirannya melalui bahasa, walaupun pemikiran mereka masih belum dapat berpikir abstrak, kesadran akan waktu dan ruang masih terbatas.
  • Tahap konkret operasional berkembang pada anak usia 7–11 tahun. Tahap ini anak telah mampu menyelesaikan tugas memisahkan, menggabungkan, menyusun, menderetkan, membagi dan melipat. Anak-anak pada fase ini sudah bisa menjalankan tugas-tugas operasional dan mulai berpikir secara berurutan dan rasional.
  1. Perkembangan bahasa secara umum, perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, yaitu saat usia anak 0-1 tahun. Ciri utamanya adalah anak mengoceh dan menggumam untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak-anak masih bersifat pasif untuk menerima stimulus dari luar kemudian anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh sederhana: bayi akan senyum saat melihat orang yang dikenalny, namun dia akan menangis jika melihat orang yang tidak dikenal.
  • Periode lingual, yaitu pada saat anak berusia antara 1-2 tahun, dalam rentang waktu ini, anak-anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain. Pada usia 2 tahun, anak-anak sudah mampu memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672.
  • Ketiga yaitu periode diferensiasi, perkembangan ini terjadi saat anak berusia 2,5-5 tahun. Anak-anak pada fase tersebut sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Perbendaharaan kata yang dimiliki telah berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
  1. Perkembangan Psikomotor. Perkembangan Psikomotorik berkaitan dengan perkembangan anak pada aktifitas fisik, yang dipengaruhi oleh kematangan saraf dan otot anak. Setiap gerakan sesederhana apapun, merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian tubuh dengan sistem saraf dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Disinilah fungsi sel saraf motorik bekerja. Kemampuan motorik manusia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
  • Kemampuan motorik kasar. Kemampuan gerakan fisik dan sikap tubuh yang membutuhkan keseimbangan serta koordinasi anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengatur keseimbangan tubuh.
  • Kemampuan motorik halus. Merupakan kemampuan/keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata & tangan. Saraf motorik halus dapat dikembangkan melalui rangsangan, kegiatan  dan berkelanjutan, seperti bermain puzzle.
  1. Perkembangan Sosio-emosional
Saat memasuki usia playgroup atau taman kanak-kanak merupakan masa awal membentuk kesadaan sosialnya. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, yaitu: kerjasama, kemurahan hati, persaingan dan hasrat akan penerimaan sosial, empati, simpati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, perilaku kelekatan dan perilaku meniru. Erik Erikson,  seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi ada 4 tahap perkembangan psikosial anak, antara lain:
  • Trust vs Mistrust/ Kemampuan mempercayai lingkungan (dimulai sejak lahir-1 tahun).
Sikap dasar psikososial yang dipelajari bayi, bahwa mereka dapat mempercayai lingkungannya. Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya pengalaman yang terus-menerus, berkesinambungan, adanya pengalaman yang ada kesamaannya dengan ‘trust’ dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orang tuanya. Apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi dan orang tua memberikan kasih sayang, anak akan menganggap lingkungannya dapat dipercaya atau diandalkan. Sebaliknya apabila pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak memberikan/memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, tidak konsisten atau sifatnya negatif, anak akan cemas dan mencurigai lingkungannya.
  • Autonomy vs Shame and Doubt/ Kemampuan untuk mandiri (usia antara 2-3 tahun).
Setelah anak belajar ‘trust’ atau ‘mistrust’, selanjutnya anak akan mencapai derajat kemandirian tertentu. Sebaiknya sejak dalam rentang usia 1,5-3 tahun (toddler) diberi kesempatan dan didorong untuk melakukan yang diinginkan anak dan sesuai dengan tempo dan caranya sendiri, sedangkan orang tua cukup mengawasinya. Sebagai guru yang bijaksana, anak pada fase ini akan mengembangkan kesadaran kemandiriannya. Tetapi apabila orang tua dan guru tidak sabar dan terlalu banyak melarang anak pada rentang usia 1,5-3 tahun, maka akan berdampak pada sikap ragu-ragu anak terhadap lingkungannya. Sebaiknya orang tua tidak membuat anak malu jika melakukan tingkah laku yang tidak disetujui orang tua. Karena rasa malu biasanya akan menimbulkan perasaan ragu terhadap kemampuan diri sendiri.
  • Inisiative vs Guilt/ Kemampuan berinisiatif (usia antara 4-5 tahun)
Kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan mampu mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Tetapi tidak semua keinginan anak akan disetujui orang tua dan gurunya. Pada masa ini rasa percaya dan kebebasan yang anak baru muncul, peran orang tua dan guru yaitu untuk mendukung inisiatif dan ide anak, jika yang terjadi justru sebaliknya maka akan timbul keinginan untuk menarik rencananya/idenya, dan muncul perasaan bersalah.
Apabila anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk menjelajahi dan bereksperimen dalam lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak, maka anak cenderung akan lebih berinisiatif untuk menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak dihalangi keinginannya, dan menganggap pertanyaan atau apapun yang dilakukan tidak ada artinya maka anak akan selalu merasa bersalah.
  • Industry vs Inferiorty/ Kemampuan memperoleh yang diingini (usia antara 6-11 tahun)
Saat ini anak-anak akan mengalami masa dimana dia akan menghadapi perasaan bersemangat dan di pihak lain mengatasi perasaan rendah diri. Dalam hubungan sosial yang lebih luas, anak-anak akan menyadari kebutuhan untuk mendapat tempat dalam kelompok seumurnya. Anak harus berjuang untuk mencapai hal tersebut. Jika kenyataannya ia masih dianggap sebagai anak kecil baik di mata orang tua maupun gurunya, maka akan berkembang perasaan rendah diri. Anak yang berkembang sebagai anak yang rendah diri, tidak akan pernah menyukai belajar atau melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual. Lebih parahnya, anak tidak akan percaya bahwa ia mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.
Pada perkembangan usia dini merupakan masa perkembangan karakter mental, kecerdasan dan fisk anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap (terutama) dari perilaku orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu juga anak menjadi sangat sensitif, peka dalam mempelajari suatu hal dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Itulah beberapa hal penting yang harus diketahui oleh orang tua mengenai psikologi anak usia dini.
  1. Perkembangan Pengendalian Diri
Ajarkan anak anda aturan positif yang harus dilakukannya secara mandiri kelak. Seperti buang air besar dan kecil pada tempatnya. Pada masa usia dini, adalah masa yang tepat untuk mengajarkan anak untuk mengikuti aturan dan proses menahan keinginan.
Untuk pemesanan rafting di Songa Rafting ProbolinggoRafting Kasembon MalangRafting Kaliwatu BatuBatu Alam RaftingPacet Rafting, Kediri Rafting dan rafting di daerah yang lain. Untuk konsultasi Training Motivasi MalangOutbound MalangWisata Malang, Travel di Malang dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim Anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut:
MALANG
Perum Landungsari Indah N1 Malang
Mobile: 085 755 059 965 /  085 791 320 238
Telp. (0341) 5032699
PIN: 5E0C2C45
SURABAYA
Jl. Purwodadi 2 No 54B
Mobile: 082 231 080 521 / 081 334 664 876
JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 081 334 664 876 /  085 855 494 440
Email :
indonesiasukses@yahoo.com
indonesia.tips@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar