Jumat, 07 Oktober 2016

PERILAKU AGRESI

perilaku agresif,perilaku agresi,perilaku agresif pada anak,perilaku agresif anak usia dini,perilaku agresif remaja,perilaku agresif pada remaja,perilaku agresi adalah,perilaku agresi anak usia dini,perilaku agresi pada remaja,perilaku agresi pada anak,perilaku agresi anak,perilaku agresif adalah,perilaku agresif anak,layanan psikologi,layanan psikologi anak,layanan psikologi adalah,layanan biro psikologi,biaya layanan psikologi,layanan jasa psikologi,jenis layanan psikologi

PERILAKU AGRESI

Agresi ialah perilaku yang disengaja pada makhluk lain untuk melukainya dan pihak yang dilukai berusaha untuk menghindarinya. Dari definisi tersebut terdapat empat masalah penting dalam agresi. Pertama, agresi merupakan perilaku. Kedua, ada unsur kesengajaan. Ketiga, sasarannya adalah makhluk hidup, terutama manusia. Keempat, ada usaha menghindar pada diri korban
Secara umum, agresi memiliki dua sisi, yakni positif dan negatif, dimana keduanya dimaksudkan untuk memperkuat kesadaran diri. Sisi positifnya disebut “pernyataan diri”, yaitu menguatkan kesadaran diri tanpa merugikan orang lain. Sedangkan sisi negatifnya kita namakan tindak kekerasan, yang lebih berpusat pada perampasan hak-hak atau kesadaran diri orang lain. Terjadinya agresi (negatif) pada kehidupan manusia akibat tidak adanya mekanisme biologis dalam diri manusia untuk menghambat sikap agresif tersebut.
Dalam agresi terdapat beberapa faktor dan tiap faktor agresi dapat berbeda dengan tindakan agresi yang satu dengan agresi yang lainnya tergantung dari  tindakan agresi itu sendiri dan dimana tindakan agresi itu terjadi. Belakangan ini perilaku agresi banyak terjadi di sekolah maupun lingkup sosial lainnya. Di bawah ini ada beberapa faktor penyebab terjadinya Agresi:
  1. Faktor Biologis
  • Gen tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur  perilaku agresi.
  • Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi dapat memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi.
  • Kimia darah. Kimia darah (hormon seks yang ditentukan faktor keturunan) dapat mempengaruhi perilaku agresi.
  1. Faktor Naluri atau Insting
Menurut Sigmund Freud, bahwa dalam diri manusia terdapat dua jenis insting yakni eros ( naluri kehidupan ) dan thanatos (naluri kematian) agresi adalah ekspresi dari naluri kematian (thanatos). Agresi dapat diarahkan kepada orang lain atau sasaran-sasaran lain (eksternal) dan dapat pula pada diri sendiri (internal).
  1. Faktor Amarah
Marah ialah emosi dengan ciri-ciri aktifitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi dan perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga tidak.
  1. Faktor Frustrasi
Frustrasi terjadi ketika seseorang terhalang suatu hal dalam mencapai  kebutuhan, keinginan, tujuan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salah satu cara berespon terhadap frustasi.
  1. Faktor sosial learning (peran belajar model kekerasan)
Tindakan agresi dapat di contoh dari beberapa media, banyak adegan kekerasan dipelajari anak-anak dan remaja melalui televisi dan game. Perilaku agresi yang menjadi salah satu masalah sosial yang cukup serius yang harus segera dipecahkan. Terdapat beberapa strategi untuk mengendalikan dan mengurangi perilaku agresi. Strategi-strategi tersebut adalah:
  1. Hukuman
hukuman dapat dipakai untuk mengurangi perilaku agresi. Namun agar efektif mengurangi suatu tingkah laku, hukuman harus memenuhi tiga syarat yaitu: diberikan sesegera mungkin setelah perilaku yang ingin dikurangi muncul, setimpal dengan perilaku yang muncul, dan  diberikan setiap kali perilaku yang ingin dikurangi timbul.
  1. Katarsis
Katarsis ialah pelepasan kecemasan dan ketegangan dengan jalan melampiaskannya ke dunia nyata. Teori katarsis menyatakan bahwa pemberian kesempatan kepada individu yang memiliki kecenderungan pemarah untuk berperilaku keras (dalam aktivitas katarsis), tapi dalam cara yang tidak merugikan, akan mengurangi tingkat rangsang emosional dan tendensi untuk melakukan perilaku agresi.
  1. Pelatihan Ketrampilan Sosial
Pelatihan ketrampilan sosial dapat mengurangi timbulnya perilaku agresi. Pelatihan ketrampilan ini dimaksudkan untuk mengurangi frustrasi yang timbul akibat ketidakmampuan dalam mengekspresikan dan mengomunikasikan keinginan kepada orang lain, gaya bicara yang kaku, dan kurang sensitif terhadap simbol-simbol emosional orang lain.
Untuk pemesanan rafting di Songa Rafting ProbolinggoRafting Kasembon MalangRafting Kaliwatu BatuBatu Alam RaftingPacet Rafting, Kediri Rafting dan rafting di daerah yang lain. Untuk konsultasi Training Motivasi MalangOutbound MalangWisata Malang, Travel di Malang dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim Anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut:

MALANG
Perum Taman Landungsari Indah N1 Malang
Mobile: 085 755 059 965 /  085 791 320 238
Telp. (0341) 5032699
PIN: 5E0C2C45
SURABAYA
Jl. Purwodadi 2 No 54B
Mobile: 082 231 080 521 / 081 334 664 876
JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka Raya No. 5 RT. 4 RW. 14 Rawamangun – Jakarta Timur 13220
Mobile: 081 334 664 876 /  085 855 494 440
Email :
indonesiasukses@yahoo.com
indonesia.tips@gmail.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar